Cosplay (コスプレ, kosupure), kependekan dari “costume play” adalah suatu tipe seni performance/pertunjukan di mana pesertanya (disebut Cosplayer)
memakai kostum dan aksesori untuk merepresentasikan karakter tertentu.
Karakter-karakter tersebut paling sering berdasarkan dari
karakter-karakter Jepang (misalnya Naruto, SailorMoon, Doraemon, Bleach,
dan sebagainya), Namun tidak jarang juga, karakter-karakter itu berasal
dari kartun/komik/film Amerika (Hollywood) bahkan karakter
fiksi ilmiah. Singkatnya, bisa berasal dari karakter apapun; baik itu
dari dunia animasi, kartun, komik, manga, manhwa, film, game, virtual, graphic novel, dan sebagainya. Intinya itu adalah anda harus memerankan kostum yang anda kenakan.
Istilah Cosplayer sendiri merupakan sebutan untuk orang-orang yang bercosplay.
Apakah Cosplay itu sama dengan Fashion Show?
Tentu saja beda. Yang membedakan Cosplay dari Fashion Show adalah ada KARAKTER yang kita mainkan. Dalam Cosplay, selain kita memakai kostum suatu karakter, kita juga “memainkan jiwa” dari karakter tersebut. Kita “menjadi” karakter tersebut. Sementara dalam Fashion Show tidak. Misalnya bila kita Cosplay Sailor Moon; maka ekspresi, cara berjalan, cara bicara, gerak gerik dan pose kita pun harus seperti Sailor Moon
KATEGORI COSPLAY
Cosplay terbagi dalam beberapa kategori berdasarkan sumber karakter yang di-cosplaykan:
Lalu bagaimana dengan Harajuku, Maid, Gothic atau Lolita? Apakah itu Cosplay?
Sebenarnya, Harajuku, Gothic, Maid ataupun Lolita kurang tepat disebut sebagai Cosplay. Karena dalam Cosplay kita tidak hanya sekedar berkostum, tapi juga memainkan peran karakter tertentu. Kecuali bila karakter tersebut memang berpakaian seperti Harajuku, Gothic, Maid, atau Lolita style (contoh karakter dengan pakaian Gothic style adalah Misamisa dari manga Death Note). Kalau hanya berpakaian Harajuku, Maid, Gothic atau Lolita style TANPA memerankan suatu karakter yang spesifik (berkostum tanpa berdasarkan suatu karakter), itu lebih tepat disebut sebagai Costuming atau POP STREETSTYLE. Bahkan bisa disebut sebagai bagian dari FASHION biasa.
Tapi bukan berarti kita tidak boleh datang ke suatu acara Cosplay dengan hanya Costuming. Tentu saja boleh.
SEJARAH COSPLAY
Tahukah kamu bahwa “Cosplay” itu asli atau asalnya bukan dari Jepang? melainkan Amerika serikat. Pada tahun 1960-an,penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika sering mengadakan konveksi fiksi ilmiah. Peserta onvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah.
Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show). Di Jepang, peragaan “cosplay” pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars.
Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus. Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.
Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitandōjinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut “Tominoko-zoku” ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam. Kelompok “Tominoko-zoku” dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah “Tominoko-zoku” diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan “cosplay” sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.
Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio Tōkai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land.
Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa “ber-cosplay“. Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut Kamera-kozō) yang senang memotret kegiatan cosplay.
Sejarah Cosplay di Indonesia
Pada awalnya cosplay tidak begitu banyak di kenal di Indonesia. Pada awal 2000-an, beberapa event seperti Gelar Jepang UI mengadakan Event Cosplay. Tetapi saat itu belum ada yang berminat, cosplay pertama saat itu hanyalah EO dari acara Gelar Jepang tersebut.
Beranjak dari Event Jepang, beberapa pemuda-pemudi (kebanyakan pemudi) di Bandung memperkenalkan gaya Harajuku dan hadirnya cosplayer pertama yang bukan merupakan EO saat itu. Berlanjut hingga sekarang, hampir tiap bulannya selalu ada event cosplay di Jakarta, dan di kota-kota besar di Indonesia.
Beberapa event yang sering hadir adalah:
Extra
Tambahan istilah:
Istilah Cosplayer sendiri merupakan sebutan untuk orang-orang yang bercosplay.
Apakah Cosplay itu sama dengan Fashion Show?
Tentu saja beda. Yang membedakan Cosplay dari Fashion Show adalah ada KARAKTER yang kita mainkan. Dalam Cosplay, selain kita memakai kostum suatu karakter, kita juga “memainkan jiwa” dari karakter tersebut. Kita “menjadi” karakter tersebut. Sementara dalam Fashion Show tidak. Misalnya bila kita Cosplay Sailor Moon; maka ekspresi, cara berjalan, cara bicara, gerak gerik dan pose kita pun harus seperti Sailor Moon
KATEGORI COSPLAY
Cosplay terbagi dalam beberapa kategori berdasarkan sumber karakter yang di-cosplaykan:
- Kategori anime dan manga: ini tentu sudah jelas. Cosplay dengan kategori ini memakai karakter dari anime Jepang dan manga (komik Jepang). Misalnya: Naruto Uzumaki dari manga Naruto, atau Nobita Nobi dari anime Doraemon, atau bahkan Gundam Exia dari anime Gundam 00.
- Kategori game: merupakan Cosplay yang memakai karakter dari game-game console apapun. Misalnya: Cloud Strife dari game Final Fantasy VII, atau Mishima Kazuya dari game Tekken.
- Kategori Tokusatsu: merupakan cosplay dengan memakai karakter dari serial Tokusatsu. Yang termasuk di dalam ini adalah dari serial Kamen Rider, Ultraman, Sentai (Power Ranger termasuk di dalamnya), Gavan, Sharivan, dan sebagainya
- Kategori US Cosplay: merupakan cosplay dengan memakai karakter dari superhero US seperti Iron Man, Wonder Woman, Superman, Robocop, dan sebagainya.
- Kategori lain: yang termasuk dalam kategori ini bisa saja dari film, novel, dan sebagainya. Misalnya Jack Sparrow dari film Pirates of the Caribean
- Kategori original: sebenarnya kategori ini hanya ada di Indonesia. Kita bisa saja punya ide untuk membuat character ciptaan kita sendiri. Kita gambar, kita tentukan sifat-sifat si karakter tsb, lalu kita cosplaykan.
Lalu bagaimana dengan Harajuku, Maid, Gothic atau Lolita? Apakah itu Cosplay?
Sebenarnya, Harajuku, Gothic, Maid ataupun Lolita kurang tepat disebut sebagai Cosplay. Karena dalam Cosplay kita tidak hanya sekedar berkostum, tapi juga memainkan peran karakter tertentu. Kecuali bila karakter tersebut memang berpakaian seperti Harajuku, Gothic, Maid, atau Lolita style (contoh karakter dengan pakaian Gothic style adalah Misamisa dari manga Death Note). Kalau hanya berpakaian Harajuku, Maid, Gothic atau Lolita style TANPA memerankan suatu karakter yang spesifik (berkostum tanpa berdasarkan suatu karakter), itu lebih tepat disebut sebagai Costuming atau POP STREETSTYLE. Bahkan bisa disebut sebagai bagian dari FASHION biasa.
Tapi bukan berarti kita tidak boleh datang ke suatu acara Cosplay dengan hanya Costuming. Tentu saja boleh.
SEJARAH COSPLAY
Tahukah kamu bahwa “Cosplay” itu asli atau asalnya bukan dari Jepang? melainkan Amerika serikat. Pada tahun 1960-an,penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika sering mengadakan konveksi fiksi ilmiah. Peserta onvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah.
Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show). Di Jepang, peragaan “cosplay” pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars.
Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus. Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.
Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitandōjinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut “Tominoko-zoku” ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam. Kelompok “Tominoko-zoku” dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah “Tominoko-zoku” diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan “cosplay” sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.
Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio Tōkai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land.
Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa “ber-cosplay“. Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut Kamera-kozō) yang senang memotret kegiatan cosplay.
Sejarah Cosplay di Indonesia
Pada awalnya cosplay tidak begitu banyak di kenal di Indonesia. Pada awal 2000-an, beberapa event seperti Gelar Jepang UI mengadakan Event Cosplay. Tetapi saat itu belum ada yang berminat, cosplay pertama saat itu hanyalah EO dari acara Gelar Jepang tersebut.
Beranjak dari Event Jepang, beberapa pemuda-pemudi (kebanyakan pemudi) di Bandung memperkenalkan gaya Harajuku dan hadirnya cosplayer pertama yang bukan merupakan EO saat itu. Berlanjut hingga sekarang, hampir tiap bulannya selalu ada event cosplay di Jakarta, dan di kota-kota besar di Indonesia.
Beberapa event yang sering hadir adalah:
- Gelar Jepang. Biasanya ada di Universitas. Umumnya di Universitas Indonesia.
- Bunkasai. Biasanya ada di Universitas.
- Hellofest.
- Animonster event. Beberapa event yang disponsori oleh animonster termasuk event cosplay di dalamnya.
- Extravaganza, Cosplayer berdialog kocak, cosplay kartun Nickelodeon dan anime Jepang dijadikan satu dalam Extravaganza di bagian cerita yang berjudul “Sasuke”, Putri Salju muncul dibagian selanjutnya.
Extra
Tambahan istilah:
- Reiyâ (レイヤー) “layer” :adalah sebutan yg biasa dipakai tuk cosplayer Jepang
- Photographer yang mengambil foto para cosplayer disebut dengan cameko atau camera kozo = camera boy(*lebih lanjut tentang Kameko http://landavia.multiply.com/journal/item/273/Cosplay_Menurut_Kameko)
- Cross play = adalah cosplay dimana seseorang memakai character yang berbeda gender atau jenis kelamin dengan dirinya “cosplayer tersebut”. Misalnya seorang cowok menjadi sailor moon atau seorang cewek menjadi kaito kid. Crossplay sendiri pertama kali dimainkan di anime convention circuit.
- Cross Dress = Hanya menggunakan costume karakter wanita tapi tidak memainkan perannya.
0 komentar:
Posting Komentar